Rabu, 27 Juni 2012

**MACAM-MACAM SAKIT KEPALA**

Sakit kepala merupakan masalah kesehatan yang paling sering terjadi. Beberapa orang sering mengalami sakit kepala, sedangkan yang lainnya hampir tidak pernah merasakan sakit kepala.

 Sakit kepala dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu sakit kepala akibat psikologis (psikogenik) dan organik. Mengapa perlu dibedakan? Karena therapinya berbeda. Sakit kepala organik sendiri dapat dipilah menjadi 3 macam secara garis besar, yaitu: migrain, cluster headache, dan tension headache. Mari kita bahas secara singkat.

 Sakit kepala menahun dan sakit kepala kambuhan bisa terasa sangat nyeri dan mengganggu, tetapi jarang mencerminkan keadaan kesehatan yang serius. Suatu perubahan dalam pola atau sumber sakit kepala (misalnya dari jarang menjadi sering, sebelumnya ringan sekarang menjadi berat) bisa merupakan pertanda yang serius dan memerlukan tindakan medis segera.
 Sebagian besar sakit kepala merupakan ketegangan otot, migren atau nyeri kepala tanpa sebab yang jelas. Sakit kepala banyak yang berhubungan dengan kelainan di mata, hidung, tenggorokan, gigi dan telinga. Tekanan darah tinggi bisa menyebabkan perasaan berdenyut di kepala, tetapi tekanan darah tinggi jarang menyebabkan sakit kepala menahun.

 Biasanya dokter bisa menentukan penyebab sakit kepala dari riwayat kesehatan penderita dan hasil pemeriksaan fisik. Kadang dilakukan pemeriksaan darah untuk menentukan penyebabnya. Pungsi lumbal (pengambilan sejumlah kecil cairan dari kolumna spinalis untuk diperiksa dibawah mikroskop) dilakukan jika diduga penyebabnya adalah suatu infeksi (misalnya meningitis).
 Hanya sebagian kecil sakit kepala yang disebabkan oleh tumor otak, cedera otak atau berkurangnya oksigen ke otak. Jika diduga suatu tumor, stroke atau kelainan otak lainnya, maka dilakukan pemeriksaan CT Scan atau MRI.

 Berikut beberapa jenis sakit kepala, gejala dan penanganannya.

 1. Ketegangan otot (Tension Type Headache)
 Yang lebih banyak kita bahas adalah tension headache. Tension headache adalah salah satu tipe sakit kepala dewasa yang terbanyak ditemukan. Nyeri ini biasanya terjadi akibat tekanan jiwa.

 Tension headache bisa terjadi periodik (“episodik”, kurang dari 15 hari dalam sebulan) atau setiap hari (“kronik”, lebih dari 15 hari dalam sebulan). Episodik tension headache didapat digambarkan seperti tali yang mengikat ringan sampai sedang di kepala, kencang atau adanya tekanan di dahi, atau pundak dan leher. Berlangsung dalam 30 menit atau bisa sampai berhari-hari. Episodik tension headache ini datang secara berangsur-angsur, biasanya dimulai dini hari. Sering merasa terbangun dari tidur dan merasa sakit kepala. Penyebab terbangun dari tidurnya bukanlah sakit kepala. Tapi gangguan tidur. Pada yang ringan, nyeri berangsur-angsur kurang pada pertengahan hari dan bisa hilang di waktu malam.

 Tingkat keparahan tension headache ini meningkat berdasarkan frekuensinya. Tension headache kronik datang dan hilang dalam waktu yang lebih lama. Nyerinya selalu berdenyut, menyerang bagian depan, atas, atau samping kepala. Walaupun kadar nyerinya berbeda, nyeri itu akan terus ada. Tension headache kronik ini tidak mengganggu penglihatan, keseimbangan, atau kekuatan tubuh. Juga jarang sampai tidak bisa beraktivitas rutin. Inilah yang membedakan dengan migrain.

 Wanita dua kali lebih banyak menderita tension headache dibanding pria. Dan wanita lebih banyak menderita yang jenis kronisnya. Kebanyakan orang dengan tension headache kronis menderita sakit kepala lebih dari 60-90 hari.

 Tidak ada penyebab tunggal tension headache. Tipe sakit kepala ini bukan merupakan keturunan. Pada beberapa orang, tension headache mnyebabkan ketegangan otot di belakang leher dan kepala. Ketegangan otot ini bisa disebabkan oleh beberapa hal dibawah ini:
 - Istirahat yang tidak cukup
 - Posisi tubuh yang salah
 - Stres mental dan emosional, termasuk depresi
 - Kecemasan
 - Kelelahan
 - Lapar

 Tapi, ketegangan otot ini tidak selalu tension headache dan penyebab pastinya belum diketahui.
 Tension headache selalu dipicu oleh stres lingkungan atau internal diri. Kebanyakan stres akibat hubungan keluarga, sosial, pertemanan, lingkungan pekerjaan dan sekolah.
 Gejala-gejala tension headache dapat disertai mual, muntah, vertigo, lesu, kurang tidur, mimpi buruk, mudah gelisah, sulit konsentrasi, mudah tersinggung, cepat marah, sedih, hilang kemauan bekerja/belajar dan keluhan depresif lainnya.

 Pengobatannya bisa dilakukan dengan menenangkan jiwa dan obat-obatan penenang, relaxan otot, dan penahan rasa sakit. Dokter ahli saraf mungkin akan meresepkan obat racikan yang isinya perpaduan itu. Terlebih dari obat-obatan, istirahat dan relaksasi merupakan unsur utama dalam usaha menangani nyeri kepala psikosomatik ini.

 Ciri khas: Sakit kepala sering terjadi, nyeri hilang timbul, tidak terlalu berat dan dirasakan di kepala bagian depan dan belakang atau penderita merasakan kekakuan menyeluruh
 Perlu dilakukan pemeriksaan untuk menyingkirkan penyakit fisik serta penilaian faktor psikis & kepribadian.

 2. Migren
 Integrasi sistem saraf pusat dengan manifestasi klinis berupa gangguan kepribadian dan tubuh yang luas, dapat disertai oleh rasa sakit namun dapat pula tidak. Gejala klinis yang tampak adalah sakit kepala yang sering dan berulang, berlangsung 2-72 jam tanpa keluhan lain di antara 2 sakit kepala. Nyeri ini timbul tiba-tiba dan biasanya pada satu sisi kepala, berdenyut, terasa menusuk-nusuk dan rasa kepala ingin pecah. Ada beberapa gejala yang terjadi sebelum dan selama serangan migren, yaitu: fenomena visual positif (penglihatan berkunang-kunang), fenomena visual negatif (penglihatan kabur) dan gejala sistemik seperti mual, muntah, diare, takut cahaya dll.

 Kadang-kadang migren dapat pula disertai oleh kelainan neuro-psikiatrik (gangguan motorik, sensorik dan kejiwaan) yang timbul kemudian atau menyertai gejala migren. Faktor pencetus serangan migren meliputi stres, kejutan emosional, kesibukan atau relaksasi setelah kesibukan, musim panas, selama haid, sebelum haid, atau terlambat haid, makanan tertentu atau alergen yang spesifik, kelelahan fisik dan mental, kontrasepsi oral dll.

 Ciri khas: Nyeri dimulai di dalam dan di sekitar mata atau pelipis, menyebar ke satu atau kedua sisi kepala, biasanya mengenai seluruh kepala tetapi bisa hanya pada satu sisi kepala, berdenyut dan disertai dengan hilangnya nafsu makan, mual dan muntah
 Jika diagnosisnya masih meragukan dan sakit kepala baru terjadi, dilakukan CT scan atau MRI atau diberikan obat migren untuk melihat efeknya.

 3. Sakit Kepala Cluster
 Disebut juga migren merah, karena pada waktu nyeri timbul, muka menjadi merah pada sisi yang sakit. Nyeri kepala dirasakan pada satu sisi kepala, tetapi dapat pula kedua sisi. Biasanya hebat seperti ditusuk-tusuk pada separuh kepala, di sekitar, belakang atau di belakang bola mata, pipi, lubang hidung, langit-langit, gusi dan menjalar ke seluruh bagian kepala. Nyeri kepala ini disertai gejala khas berupa mata merah dan berair, hidung tersumbat, sisi kepala menjadi merah panas dan nyeri bila di tekan. Nyeri jenis ini lebih sering ditemui pada laki-laki dan timbul pada usia 20-40 tahun.

 Serangan terjadi pada waktu-waktu tertentu, biasanya dini hari menjelang pagi dan akan membangunkan penderita dari tidurnya karena nyeri yang hebat. Serangan berlangsung 15 menit sampai 5 jam dan terjadi beberapa kali selama 2-6 minggu. Faktor yang diduga mencetuskan serangan adalah makanan atau minuman yang mengandung alkohol.

 Ciri khas: Serangannya singkat (sekitar 1 jam), nyeri sangat hebat dan dirasakan di satu sisi kepala, serangan terjadi secara periodik dalam sebuah kelompok (diselingi periode bebas sakit kepala) terutama menyerang pria yang disertai dengan pembengkakan mata, hidung meler & mata berair pada sisi yg sama dengan nyeri
 Biasanya obat migren diberikan untuk melihat efeknya (misalnya sumatriptan, metisergid atau obat vasokonstriktor, kortikosteroid, indometasin) atau menghirup oksigen.

 4. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
 Ciri khas: Jarang menyebabkan sakit kepala, kecuali pada tekanan darah tinggi yg berat karena adanya tumor di kelenjar adrenal. Nyerinya berdenyut dan dirasakan di kepala bagian belakang atau di puncak kepala. Biasanya diperlukan analisa kimia darah dan pemeriksaan ginjal.

 5. Kelainan mata (iritis, glaukoma)
 Ciri khas: Nyeri dirasakan di kepala bagian depan atau di dalam dan di seluruh mata, bersifat sedang sampai berat dan seringkali memburuk jika mata dalam keadaan lelah. Diperlukan pemeriksaan mata untuk mengetahui penyebabnya.

 6. Kelainan sinus
 Ciri khas: Nyeri bersifat akut atau subakut (tidak menahun), dirasakan di kepala bagian depan, bersifat tumpul atau berat dan biasanya memburuk di pagi hari, membaik di siang hari dan memburuk dalam keadaan dingin atau lembab. Diperlukan pemeriksaan dan Rontgen sinus untuk memastikannya.

 7. Tumor otak
 Ciri khas: Nyeri baru dirasakan, hilang-timbul, bersifat ringan sampai berat, dirasakan di satu titik atau di seluruh kepala. Kelemahan di salah satu sisi tubuh semakin meningkat, kejang, gangguan penglihatan, kemampuan berbicara hilang, muntah dan perubahan mental. Diperlukan pemeriksaan dengan MRI atau CT Scan.

 8. Infeksi Otak (abses)
 Ciri khas: Nyeri baru dirasakan, hilang-timbul, bersifat ringan sampai berat, dirasakan di satu titik atau di seluruh kepala. Sebelumnya penderita pernah mengalami infeksi telinga, sinus atau paru-paru, penyakit jantung rematik atau penyakit jantung bawaan. Juga diperlukan pemeriksaan dengan MRI atau CT Scan.

 9. Infeksi pada jaringan di sekitar otak (meningitis)
 Ciri khas: Nyeri baru dirasakan, menetap, berat dan dirasakan di seluruh kepala serta menjalar ke leher. Penderita tampak sakit, disertai demam, muntah dan sebelumnya mengalami nyeri tenggorokan atau infeksi pernafasan dan leher sulit ditekuk. Penderita kasus ini harus menjalani pemeriksaan darah dan pungsi lumbal.

 10. Hematoma subdural
 Ciri khas: Nyeri baru dirasakan, hilang-timbul atau terus menerus, bersifat ringan sampai berat, bisa dirasakan di satu titik atau di seluruh kepala, menjalar ke leher. Biasanya sebelumnya telah terjadi cedera pada penderita yang disertai penurunan kesadaran
 Perlu penanganan dengan MRI atau CT Scan.

 11. Perdarahan subaraknoid
 Ciri khas: Nyeri baru dirasakan, menyebar, hebat dan menetap, kadang dirasakan di dalam dan di sekitar mata, kelopak mata turun
 Pertama pemeriksaan dengan MRI atau CT Scan, jika hasilnya negatif maka dilakukan pungsi lumbal.

 12. Sifilis, Tuberkulosis, Kriptokokosis, Sarkoidosis dan Kanker
 Ciri khas: Nyeri bersifat tumpul sampai berat dan dirasakan di seluruh kepala atau di puncak kepala, menderita demam meski tidak terlalu tinggi dan terdapat riwayat sifilis, tuberkulosis, kriptokokosis, sarkoidosis atau kanker pada penderita. Untuk memastikannya dilakukan pemeriksaan Pungsi lumbal.

 Semoga bermanfaat.

 Salam,

 (dr. Nine MUSCHAAN)

 *Referensi:

 - Dunia Aksara
 - Sidharta, Priguna. Neurologi Klinis dalam Praktek Umum. Cetakan ke-5. Jakarta: Dian Rakyat. 2004
 - www.emedicine.com/emerg/topic231.htm
 - www.mayoclinic.com/health/tension-headache/DS00304
 - www.webmd.com/migraines-headaches/tension-headaches
 - www.mediastore.com

2nd Anniversary Radio gema Bungo FM

Best Ffriend's